Jumat, 04 Maret 2016

CARA-CARA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


Ada banyak cara yang bisa kita lakukan
Untuk berbakti kepada orang tua .
Beberapa cara yang seharusnya dilakukan seorang anak untuk menghormati orang tua , diantaranya adalah  :


1.  MEMAHAMI KEBERADAAN ORANG TUA

Memahami keberadaan orang tua tidaklah mudah , apalagi bagi anak yang belum dewasa dan belum pernah menjadi orang tua .
Bila seorang anak sudah bisa memahami posisi orang tua , ia akan menemukan satu fakta  bahwa tugas dan fungsi orang tua di dlm rumah tangga bukanlah masalah mudah .
Terutama ibu , mulai dari memasak , membersihkan rumah , mencuci dll sangatlah menguras tenaga dan pikiran .

Pada  saat inilah ibu atau bahkan siapa saja akan mudah tersulut emosinya jika melihat sesuatu yang kurang cocok dihati . Maka tidaklah heran bila ibu akan sering ngomel dan marah-marah . Hal ini harus dilihat dari sisi kewajaran . Ini bisa terjadi pada siapa saja , kita hrs melihat sikap ibu yang demikian dari sudut kewajaran .

Maka sebagai bentuk bakti kita kepada orang tua janganlah dipermasalahkan  jika orang tua marah-marah. Jangan ditanggapi dng marah-marah pula . Akui saja jika perlu bahwa kita yang salah sebab kurang bisa mentaati apa yang dimaui orang tua .


2. JANGAN SAKITI ORANG TUA DENGAN KATA-KATA YANG KASAR .

Kenyataan terutama ibu yang sering marah-marah kadang membuat hati anak menjadi jengkel dan balik memarahi ibu atau menggerutu . Sikap ini timbul karena anak kurang bisa memahami kemarahan ibu ,
Setidaknya kita paham mengapa ibu sampai marah , atau setidaknya kita diam jika ibu memarahi kita .

Yakinlah bahwa kemarahan ibu hanya dibibir saja , selebihnya perasaan sayang terhadap anak masih  tertanam .
Hal itu membuktikan bahwa kemarahan ibu dilandasi dng kasih sayang .


3.  BERPAMITAN  JIKA HENDAK PERGI KEMANA SAJA


Berusahalah untuk selalu pamit atau memberitahu ibu jika akn pergi kemana saja atau jika perlu seberapa lama kita pergi , agar orang tua kita tidak khawatir dan was-was .


4.  MENCIUM TANGAN SAAT BERSALAMAN DENGAN ORANG TUA

Mencium tangan saat bersalaman adalah sebuah etika , tata krama seorang anak  sebagai bentuk dari rasa hormat seorang anak kepada orang tua .


5.  BERKATA-KATA YANG SOPAN DAN SANTUN TERHADAP ORANG TUA


Bentuk lain dari sikap memuliakan orang tua terlihat dari tutur kata . ingat orang akn senang jika kita mempunyai sopan santun dalam  bertutur kata .

Sopan dalam bertutur kata dilihat dari dua sudut , yaitu dr sisi perkataan itu sendiri  dan dari nada intonasi bicara .
Dalam tata kebahasaan Jawa , kita dikenalkan dengan bermacam-macam bahasa sesuai  dengan siapa kita berbicara .

Kepada orang tua , jika orang Jawa hendaknya menggunakan bahasa ' Kromo inggil ' jika berbicara dgn orang tua .
Jangan sampai kita menggunakan bahasa ' Ngoko '  yang lebih pantas jika diberikan kepada yg sebaya .
Tak baik pula kita ' menggurui ' ,  meski secara keilmuan kita lebih pandai dari mereka .
Sebab karena orang tualah kita bisa memahami segala sesuatu .


6.  BERJALAN MERUNDUK JIKA DI HADAPAN
     ORANG TUA

Tundukan badan dan bila perlu ucapkan " permisi "  jika berjalan di hadapan orang tua .

7.  BUATLAH HATI ORANG TUA SELALU GEMBIRA


DI banding ayah , perasaan ibu sangartlah lembut bahkan sangat sensitif . Caranya kita harus bisa pandai-pandai mnengambil hati ibu .

8.  BERCERITA YANG BAIK-BAIK KEPADA
      ORANG TUA .

Berusahalah untuk selalu membahagiakan orang tua dgn
Menceritakan yang baik-baik saja.
Saat kita menceritakan yg baik-baik tentang hidup kita ,
Hal itu akan melegakan hati orang kita sekaligus mereka akan bahagia dgn keberadaan kita meski kenyataan tidaklah demikian .

9.  SERING-SERINGLAH MEMBERI SESUATU KEPADA ORANG TUA  .


Pemberian anak kepada orang tua bisa berupa apa saja , meski orang tua tak mengharapkan pemberian materi dari anak-anaknya . Setidaknya orang tua merasa diperhatikan . terlebih jika kondisi ekonomi orang tua tdk begitu menguntungkan , maka pemberian anak kepada orang tua sangatlah berarti .
Meski tidak harus setiap hari , anak wajib memberikan sesuatu kepada orang tuanya .
Sekali lagi orang tua tak mengharapkan apa-apa dari anak , namun pemberian itu akn melegakan mereka .

10.  SERING-SERINGLAH MENGUNJUNGI ORANG TUA

Hati orang tua akn sangat bahagia jika anak-anaknya sering menjenguk dan menanyakan tentang kesehatannyà . sempatkan betul utk tahu kabar orang tua dgn bersilaturahim kepada beliau. Mereka akan lega merasa di perhatikan .


11.  SERING-SERINGLAH MENANYAKAN TENTANG KABAR ORANG TUA .


Jarak tak menjadi sebab alasan memutus tali silaturahmi . meski tak bisa sering pulang kampung utk menjenguk orang tua .
Sering-seringlah menelpon orang tua jika jarak jadi kendala , minimal SMS utk menanyakan kabar kesehatan orang tua . mereka akn bahagia krn mereka merasa diperhatikan .


12.  MEMENUHI PERINTAH DAN PERMINTAAN ORANG TUA TEPAT WAKTU


Jika orang tua memerintahkan sesuatu maka laksanakan perintah itu dgn sesegera mungkin . jangan senang nenunda-nunda selagi perintah itu bisa kita laksanakan dgn segera.  Namun jika kondisi tidak memungkinkan , mintalah maaf dan berjanjilah bahwa lain waktu apa yg diingininya akn dipenuhi .


13.  MENDIDIK ANAK AGAR MENGHORMATI KAKEK DAN NENEKNYA

Cara lain utk memuliakan orang tua adalah mendidik anak-anak kita agar mereka menghormati kakek dan neneknya . sering-seringlah mengajak anak-anak utk bersilaturahmi kepada kakek neneknya agar hubungan kekeluargaan tdk menjadi renggang . mereka akn menjadi akrab satu sama lain , jangan sampai cucu tidak mengenali kakek neneknya .


14.  JANGAN MEMBERI BEBAN ORANG TUA , TERUTAMA IBU UNTUK MENGURUS ANAK-ANAK


Mengurus cucu itu pekerjaan berat . jangan beliau di hari tuanya memberi beban lagi utk mengurus cucu .
Sbg bentuk memuliakan ibu , janganlah memberi beban utk mengurus cucunya , meski kadang beban itu tak terkatakan dari mulut ibu .


15.  MEMINTA MAAF KEPADA IBU JIKA KURANG BISA BERBAKTI


Diakui atau tidak bahwa anak sering bersalah kepada ibunya . hal kecil bisa kadang tak kita sadari menyakiti perasaan ibu . meski sakit hati ibu hanya sementara dan hny pd saat itu saja , namun itu tetap membuat hati ibu tidak enak .
Sering-seringlah minta maaf  atas perbuatan salah  baik yg disengaja  maupun tidak .


16.  SELALU MENEMANI ORANG TUA KALAU SAKIT .


Disaat sakit siapapun tak terkecuali orang tua pasti butuh perhatian lebih . disaat inilah seseorang butuh ditemani atau diperhatikan .
Sering-seringlah menemani orang tua jika beliau sakit . buat hati beliau gembira dengan perhatian kita .



Nasehat bagi diri sendiri
Semoga bermanfaat .


~ AL QUR'ANUL KARIM
~ SHAHIH BUKHARI & SHAHIH MUSLIM ( TERJRMAHAN ) ~

Senin, 29 Februari 2016

T E N T A N G I B U ...




Oleh: Ernydar Irfan

KEMARIN pagi, badmood berat gara gara urusan pajak yang bikin ribet. Tiba-tiba di tempat parkir, HP berdering…

Di ujung telpon, saya dengar suara isak. Lama. Cuma suara isak.

“Ada apa?” tanya saya penuh keheranan.

Jawabannya hanya isak….

“Kalau kamu puas dengan menangis.. Menangislah sepuasmu.. Kalau kamu anggap menangis itu menyelesaikan masalah…

Menangislah hingga masalahmu usai,” kataku masih bingung.

Akhirnya dari ujung sana terdengar suara. “Tau gak sih..aku cuma berusaha berbakti dengan ibu…

“Semua aku lakukan untuk ibu…

“Aku capek kerja banting tulang buat nyenengin ibu…buat bikin ibu bangga…

“Tapi semua kayak gak ada artinya..  Semua yang aku lakukan kayak sia sia.

“Aku capek kerja senin sampai jumat pergi pagi pulang malam, anakku aja jarang ketemu. Wajar dong kalau aku gak bisa datang tiap minggu ke ibu… Kok ibu marah-marah.. Bilang aku anak durhaka…gak mau ngurus orang tua…padahal semua kebutuhannya aku penuhi, sakit aku obati, aku juga perlu istirahat… Aku ini manusia… Bukan robot… Aku juga punya hati, perasaan dan ingin dihargai,” ucapannya bergulir penuh emosi diiringi isak yang makin meledak.

Saya diam. Menunggu isaknya mereda. “Istighfar yaaa… Istighfar… Tarik nafas panjang…. Buang pelan-pelan sambil istighfar… Malu… Kamu lagi dimana nih?” tanyaku memastikan.

“Di rest area. Aku gak ngantor… Aku gak karuan dengar ocehan ibuku yang nyumpahin aku, ‘Nanti kamu tunggu kamu kalau sehat, panjang umur ngerasaain diginiin anak,’… Emang apa yang aku lakukan? Solah-olah aku ini anak durhaka.. Kurang apa aku sebagai anak?” katanya masih nada emosi.

“Helloooww, jangan umbar emosimu, coba pastikan lagi…apa benar yang kamu lakukan semua buat ibumu?” tanyaku lagi.

“Kok kamu ngomongnya gitu?” dia bertanya dengan nada tinggi.

“Kamu berapa tahun sudah menghidupi ibumu? Bandingkan berapa tahun ibumu menghidupimu?”

Hening di seberang sana.

“Yuk kita putar balik… Bayangkan ibu kita yang berkata seper
ti yang kamu katakan tadi,” kataku. “Saya ulang yaa… dengan versi ibu, ‘Aku cuma berusaha mengurus dan membesarkan anakku… Semua aku lakukan untuk anakku… Aku capek kerja banting tulang buat nyenengin anak…  Tapi semua kayak gak ada artinya…  Semua yang aku lakukan kayak sia sia

‘Aku capek kerja BANTING TULANG 24 JAM. Wajar dong kalau aku juga butuh istirahat. Kok anakku uring-uringan, minta diperhatikan…..padahal semua kebutuhanKita mungkin bisa membayarinya makan makanan enak, tapi kita tidak bisa membayar lelah dan perjuangan sang bunda memasak untuk memberi kita makan tiap hari.

“Kita mungkin merasa jumawa telah berusaha mengurus dan berjuang untuk ibu, tapi tetap kita tidak bisa membayar perjuangannya bertaruh nyawa melahirkan kita… Lelahnya mengurus kita.

“Setelah itu semua, apa kita masih pantas merasa sudah melakukan semuanya untuk ibu?

“Di hari tuanya… Ibu merasa sepi.. Hilang sudah tenaganya untuk mengurusi dan mendekati anaknya satu persatu.

“Hilang sudah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kita, tapi pasti tidak akan hilang kekuatan dan kemampuannya untuk mencintai anak-anaknya…

“Protesnya hanya bagian dari kerinduannya… Marahnya hanya bagian dari kasih sayangnya… Mungkin kita yang keterlaluan mengabaikannya…”

Isak di ujung telepon sana mulai mereda.

“Heyy… Kamu dengar apa yang aku bicarakan enggak?” tanyaku memastikan.

“Iya.. Iyaa.. Aku dengar… Dan aku malu sekarang….”

“Hehee.. Aku juga selalu malu… karena masih juga belum bisa banyak berbakti. Tapi apapun yang aku usahakan, aku niatkan, semoga itu bakti terbaikku sama ibu dan jadi bagian kebahagiaan ibu,” kataku.

“Terus gimana?”

“Daripada ngabisin waktu nangis di rest area, apa gak mending kamu ke rumah ibu? Meluk ibu… Jangan sampai gak sempat meluk ibu di masa masa akhir hidupnya. Umur kita gak tau loohh,” lanjutku.

“Iyaa… Iyaa…” jawabnya dengan suara yang mulai ceria.

“Feeling better?” tanyaku lagi.

“Absoulutely,” jawabnya mantap.

“Okeeehh, hati-hati di jalan…. Assalamualaikum.”

Klik. Telepon terputus .

“ Yakin kita sudah penuhi segalanya seperti ibu memenuhi kita dengan segalanya?

“Berapa penghasilanmu yang kamu berikan ke ibu? 100%, 90%? Berapa yang ibu kita berikan pada kita? 25%, 50%? SEMUAnya… Masih gak malu kalau mengklaim semua kebutuhannya sudah kita penuhi semua?

“Berapa besar perhatian dan frekwensi sentuhanmu untuk ibu? Totalitas hidupmu? Berapa persen perhatian ibu dan sentuhannya untuk kita? Di sisa waktukah?

“Seberapa besar penghargaan kita terhadap ibu? Melebihi kasih sayang pada pasangan dan anak? Bagaimana besar penghargaan ibu terhadap kita? Repotnya beliau masak kesenangan kita, menjamu anak menantunya? Sedang kita???

“Kita mungkin bisa bangunkan ibu kita istana yang megah, tapi tak akan sanggup menandingi kemegahan hatinya dalam mendidik dan membesarkan kita.


Kita mungkin bisa membayarinya makan makanan enak, tapi kita tidak bisa membayar lelah dan perjuangan sang bunda memasak untuk memberi kita makan tiap hari.

“Kita mungkin merasa jumawa telah berusaha mengurus dan berjuang untuk ibu, tapi tetap kita tidak bisa membayar perjuangannya bertaruh nyawa melahirkan kita… Lelahnya mengurus kita.

“Setelah itu semua, apa kita masih pantas merasa sudah melakukan semuanya untuk ibu?

“Di hari tuanya… Ibu merasa sepi.. Hilang sudah tenaganya untuk mengurusi dan mendekati anaknya satu persatu.

“Hilang sudah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kita, tapi pasti tidak akan hilang kekuatan dan kemampuannya untuk mencintai anak-anaknya…

“Protesnya hanya bagian dari kerinduannya… Marahnya hanya bagian dari kasih sayangnya… Mungkin kita yang keterlaluan mengabaikannya…”

Saya termenung sesaat. Itulah nasib seorang ibu.

Ketika totalitas beliau berikan pada anak, terkadang anak akan membalasnya sekadar rutinitas. Tapi anak terkadang merasa sudah melakukan segalanya.

Kadang kita bosan dengan ocehannya, jenuh dengan keluhannya, tapi dimasa sulit di sepanjang hidup kita tidak jarang dialah orang yang pertama kita cari. Dan ibu tidak jengah dengan itu

Sejak lahir ke dunia, kita selalu memaksa mereka untuk memahami Kita, ternyata kita pun sekarang memaksa mereka tetap memahami kita di sisa hidupnya.

Hukum alam akan terus berputar.

Kita pun kelak menjadi orang tua tanpa daya, hidup dalam sepi dan tenggelam dalam bayangan masa kanak-kanak anak-anak kita.

Tapi apa yang kita contohkan pada anak anak kita akan terekam dengan baik pada anak kita untuk melakukan hal yang minimal sama dengan yang kita contohkan. InsyaAllah.


#‎haloo‬.. Mamah sehat? Nie belum mampir… Lagi repot ngurus pajak… Mamah lagi apa? []




Semoga bermanfaat

RELATED POST :  TENTANG IBU





Minggu, 28 Februari 2016

SELALU , SELAMANYA , APAPUN YANG TERJADI ..




TAK ADA PERSAHABATAN , TAK ADA KASIH SAYANG , YANG SETARA DENGAN PERSAHABATAN DAN KASIH SAYANG IBU UNTUK ANAK ...


Tak ada yang menyamai kehebatan seorang ibu ...

Tak ada yang dapat menandingi cinta dan kasih sayang seorang ibu  ... 

Ibu yang memberi kita hidup , mencintai dan merawat kita tanpa pamrih , 
Serta menginginkan yang terbaik bagi anaknya  ... 

Dalam setiap doa ibu pasti terucap untaian kata indah untuk anaknya ...

Seumur hidup , 

Mereka tidak akan berhenti bertugas sebagai ibu , 

Berapapun umur kita  ...  


For my mom 




Sabtu, 27 Februari 2016

ANAKKU ...




ANAKKU ,

Ketika kau masih kecil

Dan hanya berjarak satu rengkuhan

Aku melindungimu dengan selimut

Melawan udara malam yang dingin


Tapi sekarang kau sudah besar

Dan diluar jangkauanku ,

Aku hanya dapat menangkupkan tangan

Dan melindungimu dengan doa